STUDY TOUR

PROGRAM STUDY TOUR GRATIS MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA


Kata Benda
Pohon: Tumbuhan.
Batu: Benda keras yang berasal dari dalam bumi atau planet lain.
Rumput: Semacam ilalang kecil.
Tanah: Bumi, dalam arti.
Air: Zat cair; mengalir; menyiram (membasahi) dengan air.
Pagar: Terbuat dari (besi,bambu) untuk menyekat pekarangan.
Tiang: Tonggak panjang dari kayu, bambu, besi dsb.
Trotoar: Jalan di ketinggian di tepi jalan besar.
Sawah: Ladang yang di garap khusus untuk di tanami padi.
Selokan: Bandar, bendar, parit.
Rumah: Bangunan untuk tempat tinggal.
Bunga: Bagian tumbuh-tumbuhan yang akan menjadi buah.
Jalan Raya: Suatu hamparan yang di pakai sebagai lalu lalang (lalu lintas).
Odol: Pasta gigi untuk membersihkan gigi dengan mempergunakan sikat gigi.
Sampah: Barang-barang buangan atau kotoran.
Toko: Kedai, tempat berjual barang-barang dsb.
Warung: Kedai, lepau.
Mobil: Kereta bermobil.
Sepeda Motor: Sepeda bermotor.
Meja: Perkakas rumah dari bilah-bilah papan yang diberi kaki, biasanya untuk makan.
Kursi: Tempat duduk yang berkaki dan bersandaran.
Jendela: Lubang menyerupai pintu berfungsi sebagai fentilasi.
Palet: Alat yang digunakan pelukis untuk tempat menaruh cat.
Sajadah: Lampiran sembahyang.
Gunung: Bukit yang besar lagi tinggi.
Sekolah: Bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.
Gabah: Biji padi.
Elpiji: LPG: gas petrolium cair.
Akar: Bagian tumbuhan yang mengisap makanan dari tanah.
Bando: Pita dari kain atau dari benda lain untuk mengikat (mengatur) rambut.
Ladang: Tanah yang di usahakan dan ditanami padi dsb.
Sepatu: Lapik dan pembungkus kaki yang dibuat dari kulit.
Bukit: Gunung kecil, dataran tinggi.
Sabuk: Ikat atau bebat pinggang.
Tali: Benda yang berutas-utas panjang yang dibuat dari bermacam-macam bahan.
Kamus: Kitab yang isinya memuat tentang arti kata-kata.
Benang: Tali halus yang terbuat dari kapas yang sudah dipintal.
Komik: Cerita bergambar (dalam buku, majalah, atau surat kabar).
Patung: Tiruan orang dsb.
Arang: Sisa kayu yang terbakar masih utuh, tidak menjadi abu.
Kerikil: Batu kecil-kecil.
Jam: Alat penunjuk waktu.
Pensil: Alat tulis yang dibungkus kayu yang berisi arang keras.
Majalah: Sejenis surat kabar yang berbentuk buku yang di terbitkan secara berkala.
Bingkai: Logam untuk mengapit gambar atau piagam.
Foto: Potret.
Dasi: Sejenis pakaian kecil panjang yang diikat pada leher.
Gerobak: Alat angkut yang beroda dua; pedati, dsb.
Papan: Kayu atau besi.
Kardus: Kertas karton yang tebal.
Kaca: Benda yang tembus oleh penglihatan dan mudah pecah.
Rafia: Serat dari tangkai daun jenis palam, yang di gunakan untuk bahan tali.
Ranting: Cabang-cabang pohon yang kecil.
Kaligrafi: Seni tulisan indah (biasanya untuk huruf arab).
Formulir: Surat isian.
Kalender: Penanggalan, almanak.
Cincin: Perhiasan yang di pakai dijari.
Bendera: Panji-panji lambang.
Bata: Batu merah.
Atap: Tutup rumah.
Batako: Bata yang dibuat dari adukan pasir dan tras semen.
Semen: Adukan kapur dsb.
Kalung: Perhiasan yang bisanya di pakai dileher.
Cermin: Kaca yang dipakai untuk berhias, kaca yang memantulkan bentuk asli.
Agenda: Daftar catatan perkiraan, buku peringatan, acara dsb.

SAHABAT

Persahabatan sejati layaknya kesehatan, nilainya baru kita sadari setelah kita kehilangannya.
Sahabat sejati akan tetap bersama kita ketika kita merasa seisi dunia meninggalkan kita.
Jika seluruh sahabatku melompat dari suatu jurang, aku tidak akan mengikuti mereka, tapi aku akan berada di dasar jurang untuk menangkap mereka.
Rangkullah sahabat sejatimu dengan kedua lenganmu.
Aku akan membimbingmu, dan kamu akan membimbingku, begitu sebaliknya.
Persahabatan adalah satu jiwa dalam dua raga.
Jangan kamu berjalan di depanku, aku tidak dapat mengikutimu, jangan kamu berada di belakangku, aku tidak bisa memimpinmu, berjalanlah disampingku, jadilah temanku.
Teman akan mendengarkan apa yang kamu katakanan, sahabat sejati akan mendengar apa yang tidak kamu katakanan.
Seorang sahabat adalah yang dapat mendengarkan lagu di dalam hatimu, dan menyanyikannya kembali saat kamu lupa akan bait-baitnya.
Kita semua memiliki peran yang berbeda dalam hidup ini, tapi tidak menjadi soal dimana posisi kita, akan memiliki arti, sekecil apapun peran itu.

ARTI SAHABAT

Banyak orang bilang… sahabat sejati itu hanya datang sekali seumur hidup bahkan mungkin tidak akan pernah didapat selama hidup… apa itu benar?? silahkan anda sendiri yang menilainya
Ada satu perbedaan antara menjadi seorang KENALAN dan menjadi seorang SAHABAT.
Pertama, seorang kenalan adalah seorang yang namanya kamu ketahui, yang kamu lihat berkali-kali, yang dengannya mungkin kamu miliki persamaan, dan yang disekitarnya kamu merasa nyaman. Ia adalah orang yang dapat kamu undang ke rumahmu dan dengannya kamu berbagi.

Namun mereka adalah orang yang dengannya tidak akan kamu bagi hidupmu, yang tindakan-tindakannya kadang-kadang tidak kamu mengerti karena kamu tidak cukup tahu tentang mereka.
Sebaliknya, seorang sahabat adalah seseorang yang kamu cintai.. Bukan karena kamu jatuh cinta padanya, namun kamu peduli akan orang itu, dan kamu memikirkannya ketika mereka tidak ada.
Sahabat-sahabat adalah orang dimana kamu diingatkan ketika kamu melihat sesuatu yang mungkin mereka sukai, dan kamu tahu itu karena kamu mengenal mereka dengan baik.
Mereka adalah orang-orang yang fotonya kamu miliki dan wajahnya selalu ada di kepalamu.
Mereka adalah orang-orang yang kamu lihat dalam pikiran mu
Mereka adalah orang-orang yang diantaranya kamu merasa aman
karena kamu tahu mereka peduli terhadapmu.
Mereka menelpon hanya untuk mengetahui apa kabarmu,
karena sahabat sesungguhnya tidak butuh suatu alasanpun.
Mereka berkata jujur dan kamu melakukan hal yang sama.
Kamu tahu bahwa jika kamu memiliki masalah, mereka akan bersedia mendengar.
Mereka adalah orang-orang yang tidak akan menertawakanmu atau menyakitimu,
dan jika mereka benar-benar menyakitimu, mereka akan berusaha keras untuk memperbaikinya.
Mereka adalah orang-orang yang kamu cintai dengan sadar ataupun tidak.
Mereka adalah orang-orang dengan siapa kamu menagis ketika kamu tidak diterima di perguruan tinggi negeri dan orang-orang yang menangis lantaran berat untuk berpisah denganmu di pesta perpisahan kelas.
Mereka adalah orang-orang yang pada saat kamu peluk, kamu tak akan berpikir berapa lama memeluk dan siapa yang harus lebih dahulu mengakhiri.
Mungkin mereka adalah orang yang memegang cincin pernikahanmu, atau orang yang mengantarkan / mengiringmu pada saat pernikahanmu, atau mungkin dialah orang yang kamu nikahi.

SOBHAT

sahbat kadang bwat kta mrasa bangga krna pnertiannya
tp terkadang bsa bikin dongkol n gi2t jari kerna kebejatannya
apa lagi shabat yang berputar arah manjadi penghianat…..
jangankan memberi kesmpatan….kenangan masa susah,perjuangan n pengorbanan,seakan menjadi tak penting n manggap stiap perjalan adlah waktu yang tk beraarti.
smoga msih byak shbat yang memiliki nurani n solidaritas tulus dari hati….

SHOBAT

MY FRIENDS FOREVER
R= Riska
I= Innany
R= Reni
I= Ira
F= Fasiyatin
             Selamanya takkan pernah terlupakan....
Kenangan yang telah kita lalui bersama....
Walau kita terpisah...

MY FRIEND FOREVER

LAGI SIBUK-SIBUKNYA

            Ehm... dalam minggu ini, siswa kelas 9 di SMP 2 Banyuglugur lagi ngejalanin ujian praktek....
Duch... tambah pusing nich... di tambah lagi masih try out, UAS, & UN... semoga kami semua bisa ngejalanin dengan lancar.... amieeeennn..... & kami semua bisa LULUS dengan nilai yang kami inginkan...
             Tapi aku bakalan sedih nie... soalnya mau ninggalin SMP ku tercinta, tempat ku menuntut ilmu & mengenal arti persahabatan.... & lagi bakal pisah ma temen-temen tercinta...

ANALISIS CERPEN YANG BERJUDUL "SAHABATKU CINTAKU"

            Cerpen yang berjudul SAHABATKU CINTAKU yang di ambil dari majalah LENTERA SMA 1 Probolinggo terbitan tahun 2006 yang di tulis oleh Jack. Cerpen ini mengangkat tema tentang percintaan sepasang sahabat yang awalnya saling memendam rasa cinta mereka. Sampai-sampai Aga (SAHABAT Gia) berpacaran dengan adik kelasnya yang bernama Chintia, hanya untuk membuang jauh rasa cintanya dan hanya untuk pelarian cintanya saja. Sedangkan Gia, dia juga memendam perasaannya. Walaupun rasa cemburu selalu dia rasakan ketika Aga bersama Chintia, dia tetappeduli pada sahabatnya. Itu dibuktikan pada paragraf 8 kalimat ke 2 yang berisi, "Aga, pacarmu kok nggak pernah kelihatan....? kamu tuh niat pacaran nggak sih...! kan kasihan..., pacar kamu sendirian terus. Sana gih pergi anterin pulang!" perintah Gia, walau dalam hati kecilnya ia ingin tetap bersama Aga. Dari kalimat itu, dia tidak egois dan hanya mementingkan dirinya sendiri, tapi dia masih peduli dengan hubungan sahabatnya (Aga) dengan Chintia.
             Cerita pendek ini dirangkai dan dijalin dengan baik dan mudah dipahami oleh pembaca. Berawal dari suara bel istirahat di sebuah sekolah SMA yang membuat semua siswa di sekolah itu berhamburan keluar, kecuali Gia yang berada di salah satu sudut kelas IPA3 yang sedang duduk menyendiri. Sampai dia tak menyadari kedatangan Aga, sahabatnya yang tiba-tiba sudah duduk di depannya.
             Dengan menampilkan jalan cerita yang mengarah kedepan atau alur maju, cerita pendek ini, begitu menarik karena ceritanya tidak jauh berbeda dengan kondisi percintaan remaja saat ini. Dengan setting di sebuah kota, latar tempatnya di sekolah, pantai, pinggir jalan, cafe minuman, pusat perbelanjaan atau mall, dan kolam renang. Dengan latar waktu istirahat malam minggu pulang sekolah dan malam hari.
             Cerpen ini menampilkan konflik batin pada tokoh utama yang merasa cemburu karena sahabatnya, Aga berpacaran dengan adik kelasnya. Tokoh utama pada cerita pendek ini berwatak suka menyendiri, marah beralasan, dan suka memendam perasaan yang ia rasakan pada Aga yaitu Agthia Lebita atau Gia. Dengan tokoh laki-laki yang berwatak suka ge-er, polos, dan sama seperti Gia, suka memendam perasaan, yaitu Aga. Dengan tokoh sampingan diantaranya Chintia, kenek angkot, dan Laki-laki yang bersama Chintia di mall. Pengarang dalam cerpen ini menempatkan orng pertama sebagai pelaku utama.

SAHABATKU CINTAKU

            Tet....tet...tet!! suara bel istirahat membuat semua siswa di sekolah ini berhamburan keluar kelas dan dengan seragam putih abu-abunya memenuhi halaman dan kantin sekolah.
           Namun di salah satu sudut kelas IPA3 terlihat seorang gadis cantik sedang duduk menyendiri di belakang bangkunya yang penuh coretan tipe-x. nama gadis itu Aghtia Lebita, ya akhir-akhir ini dia memang suka menyendiri dan perubahan sikapnya itu tak seorangpun tahu sekalipun itu sahabat karibnya, Aga.
           "Gia...(nama panggilan Agthia) kamu kenapa sih, kalo ada masalah ngomong dong! kan nggak biasanya kamu kaya gini." ucap Aga yang sudah duduk di depan Gia.
           Giapun kaget karena tidak menyadari kedatangan Aga, kelas mereka kan beda.
           "Aga...? sejak kapan kamu di sini...?"
           Aga hanya diam mendengar ucapan Gia dengan bola mata yang tidak tinggal diam.seperti mencari sesuatu.
           "Aga..., Aga marah ya ama Gia. kalo Aga ga' marah kenapa nggak mau ngeliat Gia" ucap Gia dengan lirih.
           Aga tersenyum manis dan memegang pipi Gia.
           "Aku nggak marah. Cuma bete ngeliat kamu tiap istirahat di kelas aja dan kerjanya cuma ngelamun doank. Ada apa sih...?"
           Gia membalas senyum sahabat terbaiknya.
           "Gia nggak papa kok, eh nanti kan malam minggu gimana kalo kita pergi ke pantai. Udah lama kan kita enggak pernah keluar bareng?"
           "Iya juga ya, kita udah lama nggak pernah kaluar."
           Aga memang tidak pernah lagi keluar bersama Gia sejak dia jadian dengan adik kelasnya, ya kira_kira sudah hampir satu bulan.
***
           Malam itu, di tepi pantai di bwah cahaya bulan yang redup tertutup awan, dua anak manusia sedang asyik bercanda dan tertawa. siapa lagi kalau bukan Gia dan Aga, mereka dulu memang setiap malam minggu ke sini.
          "Aga..." ucap Gia.
          Aga menoleh dengan wajah sok cutenya.
          " kenapa...., kok ngomongnya berhenti? mau bilang cinta ke aku ya? sontak saja Gia kaget dan mencak-mencak dengan wajah ngambeknya.
          "Apaan sih, emangnya pacar kamu mau di kemanain? Lagian siapa yang suka ama kamu... he... eh ge-er an...!!!"
          "yang ke ge-er an tuh kamu. Emang mana ada cowok yang suka gadis cerewet kaya kamu....!!!" cibir Aga.
          "Aga...!! Awas kamu...!!" teriak Gia sambil mengejar Aga yang udah ngambil posisi kuda-kuda dari tadi.
          setelah lelah mereka berhenti berkejaran dan merebahkan diri di atas pasir putih yang halus dan sedikit basah. Mata mereka pun langsung berjelajah ke atas langit yang bertabur bintang.
         "Gia lihat di sebelah sana", Aga berkata sambil menunjuk jarinya ke atas.
         "Itu...itu kan bintang kita, kedua bintang itu selalu bersama ya sejak dulu" ucap Gia dengan mata yang tak lepas dari kedua bintang itu.
         "Gia kita bisa kan seperti bintang itu, tetap jadi sahabat selamanya...?" bisik Aga.
         Aga masih mengingat jelas waktu dulu di tempat yang sama, bahwa Gia dan Aga, dua orang yang bersumpah di depan deburan ombak, di samping hembusan angin malam, dan di saksikan kedua bintang mereka untuk selamanya bersama dalam persahabatan.
        "Aga kamu ngomong apaan sih...? ya iyalah..., kita kan sahabat dan selamanya akan tetap begitu", jawab Gia.

        Aga nampaknya cukup puas dengan jawaban Gia tapi apa betul jawaban itu yang ia minta, aaah.... kedua sahabat ini memang terbilang cukup aneh, ya... aneh jika di lihat sebagai sahabat.
***
        hari-haripun berjalan seperti biasa dan kali ini Gia tidak lagi diam di kelas waktu istirahat, tapi Gia selalu di temani Aga lagi.
        "Aga, pacarmu kokenngak pernah kelihatan...? kamu tuh niat pacaran enggak sih...! kan kasian..., pacar kamu sendirian terus. Sana gih pergi anterin pulang!" perintah Gia, walau dalam hati kecilnya ia ingin tetap bersama Aga.
      Sebelum Gia selesai bicara Aga sudah pergi dan sambil berteriak,
      " Makasih ya Gia, nanti malem aku ke rumah kamu, muah....mmmuaahh"
      Ada saja tingkah laku Aga, dia emang sahabat yang baik. Tetapi yang membuat Gia bertahan dengan Aga karena kepolosannya. Sambil tersenyum, Gia pun berlalu.
      Gia berdiri di pinggir jalan menunggu angkot dan wajah putihnya berubah kemerah-merahan, tanda tersengat sinar matahari. Nampak jelas di wajahnya kata penyesalan. Kenapa dia membiarkan Aga pergi, coba kalau dia tidak menyuruh Aga pergi pasti enggak akan panas-panasan begini.
       Akhirnya Gia menemukan angkot untuk pulang tapi tunggu..., angkot yang dinaikinya bukan ke arah rumahnya, kalau enggak salah nih angkot jurusan ke pusat kota. Kemana Gia mau pergi ya...?
       "Kiri...kiri pak..!!" ucap Gia dengan sedikit keras sambil menyerahkan uang beberapa lembar ribuan ke kenek, iapun turun di depan sebuah mall yang besar.
       Dasar Gia bukannya pulang dulu, dia malah pergi ke mall. Oh, iya...! Masuk ke mall kan enngak boleh pake seragam! Akhirnya, sebelum masuk ke mall, Gia masuk ke cafe minuman dengan alasan membeli minum. Setelah itu Gia pergi ke kamar mandi, ya untuk apa lagi kalau buakn ganti baju, kebetulan ia bawa baju ganti.
       Setelah sedikit berbelanja alat-alat kosmetik, Gia menyempatkan diri menuju sebuah counter HP, ya sekalian ngisi pulsa. Tapi sebelum sampai di sana, bagaikan di sambar petir Gia seakan tak percaya apa yang sedang ia saksikan sekarang.
       "Itu kan Chintia, pacar Aga. Tapi...tapi siapa yang disampingnya? Seorang pria dengan tangan melingkar di perutnya. Ah, Aga harus tau ini...!" bisik batin Gia dengan mata yang berkaca-kaca, bukan sedih tapi marah. Kenapa semua ini harus terjadi pada sahabatnya.
       Malam harinya, Gia gelisah. Bagaimana jika Aga datang, apa yang harus dikatakannya, ia harus katakan semuanya tapi kasian dia kalau harus tahu semua yang terjadi.
       "Gia... Gia... buka dong pintunya" teriak aga di luar.
       "Iya tunggu, sabar dikit napa sih...?" jawab Gia dari dalam.
       Aga pun masuk ke rumah dan seperti biasa mereka langsung menuju kolam renang, eeiitt!! bukan untuk mandi tapi menuju tempay ngobrol favorit mereka berdua.
       Sudah lama mereka duduk berdua, tapi tak ada satupun yang mau angkat bicara. Sampai.....
       "Aga... kamu baik-baik aja kan?", ucap Gia berusaha mencairkan suasana.
       "Tadi siang aku putus ama Chintia", lirih Aga.
       "Kok tega amat dia mutusin ka...."
       "Bukan dia tapi aku", potong Aga pendek.
       "Ka...kamu...? Emang dia salah apa?", ucap gia terbata-bata kaget.
       "Dia sebenarnya enggak pernah cinta aku dan dibalik itu, sebenarnya sejak dulu aku menyukai seseorang", terang Aga.
       "Lantas kenapa kamu mau pacaran ama dia?" tanya Gia dengan penuh keheranan.
       Aga pun menatap Gia dengan pandangan penuh makna.
       "Aku ingin membuang jauh rasa cintaku dan Chintialah tempat pelarianku."
       "kenapa kamu harus ngubur rasa cinta kamu, bukankah mencintai seseorang itu bukan suatu kesalahan?", uacp Gia.
       Agapun segera meremas jemari mungil Gia.
       "Ini sebuah kesalahan Gia..., aku salah karena aku mencintai sahabatku, sahabatku.... kamu Gia." ucap Aga lirih
       Sesaat mereka hening. Tak ada yang berani membuka suara. Tapi, tiba-tiba...
       "Aga...., kamu tau kenapa aku sempat enggak mau ngomong ama kamu dan menyendiri di kelas?"
       Aga hanya tertunduk tanpa menjawab apa-apa.
       "Itu....itu...., karena aku cemburu...."
       Gia berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan kembali ucapannya.
       "Aku juga suka ama kamu.... Aku sayang ama kamu sejak dulu Aga..." ucap Gia dengan penuh makna.
       "ka....kamu juga.... tapi bagaimana dengan sumpah kita....?", ucap Aga.
       "KIta bersumpah untuk tetap bersama, Aga dan Gia bisa satu hanya oleh cinta." terang Gia.
       Keduanyapun berpelukan dan disaksikan bukan hanya oleh kedua bintang mereka tetapi oleh semua bintang di langit.
       "Aga...?"
       "Apa...."
       "Kamu jahat...aku benci kamu"
       Masih dalam pelukan Aga pun berkata dengan lirih.
       "Gia... ternyata ada juga cowok yang suka ama kamu...!"
       "Aga....!!!"
       Gia mendorong Aga ke dalam kolam, walau Gia tahu Aga enggak bisa berenang. Coba bayangin apa yang terjadi kemudian....!!!

Jack