SAHABATKU CINTAKU

            Tet....tet...tet!! suara bel istirahat membuat semua siswa di sekolah ini berhamburan keluar kelas dan dengan seragam putih abu-abunya memenuhi halaman dan kantin sekolah.
           Namun di salah satu sudut kelas IPA3 terlihat seorang gadis cantik sedang duduk menyendiri di belakang bangkunya yang penuh coretan tipe-x. nama gadis itu Aghtia Lebita, ya akhir-akhir ini dia memang suka menyendiri dan perubahan sikapnya itu tak seorangpun tahu sekalipun itu sahabat karibnya, Aga.
           "Gia...(nama panggilan Agthia) kamu kenapa sih, kalo ada masalah ngomong dong! kan nggak biasanya kamu kaya gini." ucap Aga yang sudah duduk di depan Gia.
           Giapun kaget karena tidak menyadari kedatangan Aga, kelas mereka kan beda.
           "Aga...? sejak kapan kamu di sini...?"
           Aga hanya diam mendengar ucapan Gia dengan bola mata yang tidak tinggal diam.seperti mencari sesuatu.
           "Aga..., Aga marah ya ama Gia. kalo Aga ga' marah kenapa nggak mau ngeliat Gia" ucap Gia dengan lirih.
           Aga tersenyum manis dan memegang pipi Gia.
           "Aku nggak marah. Cuma bete ngeliat kamu tiap istirahat di kelas aja dan kerjanya cuma ngelamun doank. Ada apa sih...?"
           Gia membalas senyum sahabat terbaiknya.
           "Gia nggak papa kok, eh nanti kan malam minggu gimana kalo kita pergi ke pantai. Udah lama kan kita enggak pernah keluar bareng?"
           "Iya juga ya, kita udah lama nggak pernah kaluar."
           Aga memang tidak pernah lagi keluar bersama Gia sejak dia jadian dengan adik kelasnya, ya kira_kira sudah hampir satu bulan.
***
           Malam itu, di tepi pantai di bwah cahaya bulan yang redup tertutup awan, dua anak manusia sedang asyik bercanda dan tertawa. siapa lagi kalau bukan Gia dan Aga, mereka dulu memang setiap malam minggu ke sini.
          "Aga..." ucap Gia.
          Aga menoleh dengan wajah sok cutenya.
          " kenapa...., kok ngomongnya berhenti? mau bilang cinta ke aku ya? sontak saja Gia kaget dan mencak-mencak dengan wajah ngambeknya.
          "Apaan sih, emangnya pacar kamu mau di kemanain? Lagian siapa yang suka ama kamu... he... eh ge-er an...!!!"
          "yang ke ge-er an tuh kamu. Emang mana ada cowok yang suka gadis cerewet kaya kamu....!!!" cibir Aga.
          "Aga...!! Awas kamu...!!" teriak Gia sambil mengejar Aga yang udah ngambil posisi kuda-kuda dari tadi.
          setelah lelah mereka berhenti berkejaran dan merebahkan diri di atas pasir putih yang halus dan sedikit basah. Mata mereka pun langsung berjelajah ke atas langit yang bertabur bintang.
         "Gia lihat di sebelah sana", Aga berkata sambil menunjuk jarinya ke atas.
         "Itu...itu kan bintang kita, kedua bintang itu selalu bersama ya sejak dulu" ucap Gia dengan mata yang tak lepas dari kedua bintang itu.
         "Gia kita bisa kan seperti bintang itu, tetap jadi sahabat selamanya...?" bisik Aga.
         Aga masih mengingat jelas waktu dulu di tempat yang sama, bahwa Gia dan Aga, dua orang yang bersumpah di depan deburan ombak, di samping hembusan angin malam, dan di saksikan kedua bintang mereka untuk selamanya bersama dalam persahabatan.
        "Aga kamu ngomong apaan sih...? ya iyalah..., kita kan sahabat dan selamanya akan tetap begitu", jawab Gia.

        Aga nampaknya cukup puas dengan jawaban Gia tapi apa betul jawaban itu yang ia minta, aaah.... kedua sahabat ini memang terbilang cukup aneh, ya... aneh jika di lihat sebagai sahabat.
***
        hari-haripun berjalan seperti biasa dan kali ini Gia tidak lagi diam di kelas waktu istirahat, tapi Gia selalu di temani Aga lagi.
        "Aga, pacarmu kokenngak pernah kelihatan...? kamu tuh niat pacaran enggak sih...! kan kasian..., pacar kamu sendirian terus. Sana gih pergi anterin pulang!" perintah Gia, walau dalam hati kecilnya ia ingin tetap bersama Aga.
      Sebelum Gia selesai bicara Aga sudah pergi dan sambil berteriak,
      " Makasih ya Gia, nanti malem aku ke rumah kamu, muah....mmmuaahh"
      Ada saja tingkah laku Aga, dia emang sahabat yang baik. Tetapi yang membuat Gia bertahan dengan Aga karena kepolosannya. Sambil tersenyum, Gia pun berlalu.
      Gia berdiri di pinggir jalan menunggu angkot dan wajah putihnya berubah kemerah-merahan, tanda tersengat sinar matahari. Nampak jelas di wajahnya kata penyesalan. Kenapa dia membiarkan Aga pergi, coba kalau dia tidak menyuruh Aga pergi pasti enggak akan panas-panasan begini.
       Akhirnya Gia menemukan angkot untuk pulang tapi tunggu..., angkot yang dinaikinya bukan ke arah rumahnya, kalau enggak salah nih angkot jurusan ke pusat kota. Kemana Gia mau pergi ya...?
       "Kiri...kiri pak..!!" ucap Gia dengan sedikit keras sambil menyerahkan uang beberapa lembar ribuan ke kenek, iapun turun di depan sebuah mall yang besar.
       Dasar Gia bukannya pulang dulu, dia malah pergi ke mall. Oh, iya...! Masuk ke mall kan enngak boleh pake seragam! Akhirnya, sebelum masuk ke mall, Gia masuk ke cafe minuman dengan alasan membeli minum. Setelah itu Gia pergi ke kamar mandi, ya untuk apa lagi kalau buakn ganti baju, kebetulan ia bawa baju ganti.
       Setelah sedikit berbelanja alat-alat kosmetik, Gia menyempatkan diri menuju sebuah counter HP, ya sekalian ngisi pulsa. Tapi sebelum sampai di sana, bagaikan di sambar petir Gia seakan tak percaya apa yang sedang ia saksikan sekarang.
       "Itu kan Chintia, pacar Aga. Tapi...tapi siapa yang disampingnya? Seorang pria dengan tangan melingkar di perutnya. Ah, Aga harus tau ini...!" bisik batin Gia dengan mata yang berkaca-kaca, bukan sedih tapi marah. Kenapa semua ini harus terjadi pada sahabatnya.
       Malam harinya, Gia gelisah. Bagaimana jika Aga datang, apa yang harus dikatakannya, ia harus katakan semuanya tapi kasian dia kalau harus tahu semua yang terjadi.
       "Gia... Gia... buka dong pintunya" teriak aga di luar.
       "Iya tunggu, sabar dikit napa sih...?" jawab Gia dari dalam.
       Aga pun masuk ke rumah dan seperti biasa mereka langsung menuju kolam renang, eeiitt!! bukan untuk mandi tapi menuju tempay ngobrol favorit mereka berdua.
       Sudah lama mereka duduk berdua, tapi tak ada satupun yang mau angkat bicara. Sampai.....
       "Aga... kamu baik-baik aja kan?", ucap Gia berusaha mencairkan suasana.
       "Tadi siang aku putus ama Chintia", lirih Aga.
       "Kok tega amat dia mutusin ka...."
       "Bukan dia tapi aku", potong Aga pendek.
       "Ka...kamu...? Emang dia salah apa?", ucap gia terbata-bata kaget.
       "Dia sebenarnya enggak pernah cinta aku dan dibalik itu, sebenarnya sejak dulu aku menyukai seseorang", terang Aga.
       "Lantas kenapa kamu mau pacaran ama dia?" tanya Gia dengan penuh keheranan.
       Aga pun menatap Gia dengan pandangan penuh makna.
       "Aku ingin membuang jauh rasa cintaku dan Chintialah tempat pelarianku."
       "kenapa kamu harus ngubur rasa cinta kamu, bukankah mencintai seseorang itu bukan suatu kesalahan?", uacp Gia.
       Agapun segera meremas jemari mungil Gia.
       "Ini sebuah kesalahan Gia..., aku salah karena aku mencintai sahabatku, sahabatku.... kamu Gia." ucap Aga lirih
       Sesaat mereka hening. Tak ada yang berani membuka suara. Tapi, tiba-tiba...
       "Aga...., kamu tau kenapa aku sempat enggak mau ngomong ama kamu dan menyendiri di kelas?"
       Aga hanya tertunduk tanpa menjawab apa-apa.
       "Itu....itu...., karena aku cemburu...."
       Gia berhenti sejenak, sebelum akhirnya melanjutkan kembali ucapannya.
       "Aku juga suka ama kamu.... Aku sayang ama kamu sejak dulu Aga..." ucap Gia dengan penuh makna.
       "ka....kamu juga.... tapi bagaimana dengan sumpah kita....?", ucap Aga.
       "KIta bersumpah untuk tetap bersama, Aga dan Gia bisa satu hanya oleh cinta." terang Gia.
       Keduanyapun berpelukan dan disaksikan bukan hanya oleh kedua bintang mereka tetapi oleh semua bintang di langit.
       "Aga...?"
       "Apa...."
       "Kamu jahat...aku benci kamu"
       Masih dalam pelukan Aga pun berkata dengan lirih.
       "Gia... ternyata ada juga cowok yang suka ama kamu...!"
       "Aga....!!!"
       Gia mendorong Aga ke dalam kolam, walau Gia tahu Aga enggak bisa berenang. Coba bayangin apa yang terjadi kemudian....!!!

Jack
        

0 komentar:

Posting Komentar